Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala DLHK Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat, Sekretaris DLHK Budi Khumaedi, Kabid PSLB3 Hari Mahardika, perwakilan Sucofindo, Bappeda, Dinas Tata Ruang dan Bangunan (DTRB), serta para Kepala UPT Kebersihan.
Dalam sambutannya, Kadis DLHK Ujat Sudrajat menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik kerja sama dan kolaborasi dengan Sucofindo dalam pembangunan Sanitary Landfill serta penyusunan RIPS yang akan dilaksanakan di TPA Jatiwaringin.
“Kami percaya Sucofindo akan berbuat yang terbaik dalam proses pembangunan Sanitary Landfill di TPA Jatiwaringin nantinya,” ujar Ujat.
Lebih lanjut, Ujat menjelaskan bahwa kajian ini berawal dari sanksi administratif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor 250 Tahun 2025 tentang tata kelola TPA Jatiwaringin. Menurutnya, pembangunan sistem Sanitary Landfill dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan seperti polusi tanah, udara, gas metana yang berpotensi menimbulkan kebakaran, serta pencemaran air sungai.
“Sanitary landfill ini digunakan untuk menghindari polusi yang diakibatkan dari tumpukan sampah. Kami terus berupaya menuju Kabupaten Tangerang Zero Waste,” tambahnya.
Sebagai informasi, Sanitary Landfill merupakan metode pengelolaan sampah dengan cara menimbun sampah di cekungan yang telah dirancang secara teknis, dipadatkan, dan ditutup setiap hari menggunakan lapisan tanah. Sistem ini dilengkapi dengan penanganan air lindi (cairan hasil sampah) dan gas metana, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode open dumping atau pembuangan terbuka.
Melalui Rakor ini, DLHK berharap terwujud sinergi lintas sektor dalam mempercepat pembangunan fasilitas pengelolaan sampah modern, sekaligus memperkuat komitmen Kabupaten Tangerang menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang
(Red)
0 Komentar